Sunan Lawu ???

Posted on Januari 1, 2012. Filed under: ARTIKEL, legenda, mitos, spiritual |

Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Raden Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong.

sebagai putra dari selir raden patahpun berusaha mendapatkan kekuasaan, kawatir dengan kemauan raden patah yang dapat merusak tatanan majapahit, sang prabu pun mengambil langkah untuk memberikan tlatah gelagah wangi kepada raden patah, Raden Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi bernama demak bintoro

ternyata roda pemerintahan demak telah ditumpangi perwira-perwira tiongkok yang dahulu berambisi menaklukan tanah jawa, sejak kegagalan serangan pasukan tartar ke singosari. pasukan pasukan tiongkok berusaha terus rongrongan terhadap kerajaan-kerajaan jawa dengan memasukan wanita-wanita tiongkok untuk dijadikan selir raja-raja jawa.

Dengan menggunakan bendera keislaman demak berhasil mengambil hati rakyat-rakyat jawa,pembentukan dewan wali pun dijadikan pondasi penggalangan kekuatan untuk menaklukan kerajaan-kerajaan di tanah jawa.hingga akhirnya demakpun menginginkan majapahit tunduk takluk dibawah perintahnya, Sang prabu brawijaya gundah karena merasa demak adalah putranya dan beliaupun tidak ingin perang saudara terjadi di antara putra-putranya kelak.

Melihat kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak.

Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. demi penyamaran sang prabu menjalani hidupnya sebagai pertapa dan bergelar “SUNAN LAWU”.Sebelum sampai di puncak, beliau bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem.

singkat cerita sunan lawu yang pernah banyak menimba ilmu islam dari maulana malik ibrahim yakni sunan gresik pun mengajarkan makrifat islam di gunung lawu. diantara anak muridnya adlah syeck siti jenar,bahkan atas perintah sunan bonangpun sunan kalijogo,sunan gunung jati,dan sunan kuduspun sempat menimba ilmu pada sunan lawu…

hingga akhir cerita Sang Prabu bertitah, “Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur, aku harus muksa dan meninggalkan dunia ramai ini. Dipa Menggala, karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua mahluk gaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah gunung Merapi/gunung Merbabu, ke timur hingga gunung Wilis, ke selatan hingga Pantai selatan , dan ke utara sampai dengan pantai utara bergelar eyang lawu. Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak.

Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu: Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini, Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggalah eyang Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya keduanya, kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya.

Make a Comment

Tinggalkan komentar

14 Tanggapan to “Sunan Lawu ???”

RSS Feed for Bumi Mataram Comments RSS Feed

apane sik mantep wong kui ming dongeng / mitos lsp kebenarannya sik perlu di kaji lagi

ojo senenge nguri2 cerita dongeng…ora bejik babar pisan….

yo ben to mbah daripada ming maido malah blaz ga ada senine

saya terbantu atas informasi ini, terima kasih ya ALLAH

ojo kakean cangk*m..gari nyimak kok maido..asyem tenan…

wis wanci ne wong jowo ngerti marang asal-usule… ngendi dununge waringin sungsang….

Trima ksh smua,,,,crita trsbut bs mmbri mkna bhwa bs mnjdi suri tauladan bg qt

Bangsa yg besar adalah yg menghargai,mengapresiasi terhadap warisan leluhur

Salam sejahtera

mosok?

ceritane kanggo aku bejik , biso kanggo conto tingkah laku kang becik tumprape koyo aku wong jowo

wah crito ngawur. dara petak,dara jingga kuwi asline teko sumatra.trus masa uripe kiro2 jaman majapahit awal

Lah iyo ceritone lho ngwur pol… Sunan malik ibrahim iku teko gresik wafate ae 1419… Lah runtuhne mjapahit iku ae 1478 wktu itu prbu brawijaya beragama budha…. Gag ketemu brow antara brawijaya kro sunan malik ibrahim.. Sing bener iku brawijaya5 masuk islam melalui sunan kalijaga dn sunan drajat….. Gag onk kaitane malik ibrahim kro brawijaya 5 iku…. Ngawur sing posting gendeng pling

Sesudah rutuhnya majapahit. Sang prabu mengungsi (seritane dowo gan) trus sampai di gunung lawu dan di ikuti sunan klijaga dan sunan drajat. Dn beliau brawijaya pun masuk islam brgnti nma sunan lawu..(kronologinya sejarahny gag jelas insya allah hari kebangkitan baru jelas ) sing jelas mlik ibrahim gag ketemu karo brawijaya5…..


Where's The Comment Form?

  • online

  • bolo dupak

    • 1.182.992 hits
  • Kategori

  • Arsip

  • Meta

  • masukkan eamail anda

    Bergabung dengan 105 pelanggan lain

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...