umum

Bahasa Suryani

Posted on Februari 18, 2019. Filed under: ARTIKEL, spiritual, umum |

Suryani Purba, Bahasa Awal Umat Manusia

Sebagian dari umat Islam yang ta’asub dengan ke-Arab-an menyatakan bahwa semua bahasa di dunia ini berasal dari bahasa Arab. Mereka menggunakan banyak sekali argumen yang bisa menguatkan pendapat mereka. Mungkin saja pendapat mereka itu benar. Tetapi tunggu dulu, pernahkah mereka meneliti sabda Rasulullah saw berikut ini:

يَا أَبَا ذَرٍّ أَرْبَعَةٌ سُرْيَانِيُّونَ آدَمُ وَشِيثُ وَأَخْنُوخُ وَهُوَ إِدْرِيسُ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ خَطَّ بِالْقَلَمِ وَنُوح

Wahai Abu Dzar, ada 4 Nabi yang berasal dari bangsa Suryani, yakni Adam, Syits; Akhnukh; yakni Idris, yaitu orang yang pertama kali menulis dengan pena; dan Nuh.(Shahih Ibnu Hibban no 361)

Kata سريانين adalah bentuk jama’ dari kata سرياني. Kata سرياني identik dengan kataعربي. Sementara kata عربي selain bisa berarti bangsa Arab, juga bisa berarti bahasa Arab. Dengan demikian, mereka berempat menggunakan bahasa Suryani.

Bangsa Suryani identik dengan Dinasti Surya (tradisi Hindu), yakni sebuah nisbat kepada Kerajaan-kerajaan kuno yang berpusat di Mesopotamia yang meliputi Sumeria, Akkadia, Asyiria, Babilonia. Hal ini dikarenakan pusat peradaban manusia awal berada di sana. Selanjutnya dari sana (mesopotamia) manusia menyebar ke berbagai penjuru dunia membentuk peradaban-peradaban yang baru. Di Mesir mereka membentuk Kerajaan Firaun, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Qibti bin Misraim bin Ham bin Nuh as. Di India mereka membentuk kerajaan-kerajaan Kuno di India, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Hind bin Kush bin Ham bin Nuh. Begitu pula dengan wilayah lainnya.

Wilayah di mana bahasa Suryani Purba dituturkan.

Tentu saja bahasa Suryani yang dipakai oleh nabi Adam adalah bahasa Suryani purba. Yakni bahasa yang digunakan sebelum kerajaan-kerajaan tersebut terbentuk. Tulisan yang dipakai oleh keempat rasul tersebut tentulah berbeda dengan tulisan Suryani yang kita kenal saat ini.

Adapun bahasa Arab baru digunakan sekitar masa Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh, sebagaimana sabda Nabi saw:

وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَبِ: هُودٌ، وَشُعَيْبٌ، وَصَالِحٌ، وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Dan empat orang Nabi yang berasal dari Arab, yakni Hud, Syuaib, Shalih dan Nabimu Muhammad saw. (Shahih Ibnu Hibban no 361)

Kurang lebih seperti berikut ini:

Bahasa Suryani Purba lama-lama menjadi Bahasa Mesopotamia. Bahasa Mesopotamia membentuk bahasa Semitik, Yafetik dan Hamitik. Bahasa Semitik bercabang menjadi Suryani dan Aramaic. Dari Aramaic inilah bahasa Arab dan Ibrani muncul. Begitu pula dengan bahasa lainnya. Bahasa tersebut terbentuk karena adanya sebuah peradaban dalam sebuah masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Meskipun demikian kita bisa melacak bahwa semua bahasa yang ada di dunia ini saling berkaitan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sumber: klik

Beberapa Asma’ul Husna dalam Bahasa Suryani

1.Barhatiyah (Zat Yg Maha Suci)

2.Karirin(Ya Allah)
3.Tatliihin(Mahasuci & Mahakuasa)
4.Thauraanin(Zat Yg Maha Hidup)
5.Mazjalin(Zat Yg Mahaberdiri)
6.Bazjalin(Zat Yg Maha Esa)
7.Tarqabin(Zat Yg Maha Selamat)
8.Barhasyin(Ya Allah Kabuikanlah)
9.Ghalmasyin(Zat Yg Maha Suci)
10.Hauthiirin(Zat Yg Maha Kuat)
11.Qalnahaudin(Zat Yg Maha Mendengar Dan Melihat)
12.Barsyaanin(Zat Yg Meliputi)
13.Kadhahiirin(Maha Suci Allah)
14.Namuu Syalahin(Wahai Tuhan Yg Maha Mulia Engkau Adalah Allah)
15.Barhayuula(Maha Suci Allah)
16.Basykailakhin(Maha Agung Maha Pengasih Dan Maha Penyayang)
17.Qazmazin(Zat Yg Memelihara)
18.Anghalulaithin(Zat Yg Maha Agung Dan Maha Bijaksana)
19.Qabraatin(Zat Yg Maha Agung)
20.Ghayaahaa(Zat Yg Maha Mulia)
21.Kaidahuuala(Zat Yg Maha Kuasa Ialah Allah)
22.Syamkhaahir(Zat Allah Yg Maha Tinggi)
23.Syamkhahiirin(Zat Yg Maha Memutus)
24.Syamhaahiirin(Zat Yg Maha Kuasa)
25.Bikahthahuuniihin(Wahai Zat Yg Maha Dahulu)
26.Basyaarisyin(Zat Yg Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu)
27.Thuunasyin(Wahai Zat Yg Banyak Bersyukur)
28.Syamkhaa Baaruuhin(Yang Maha Kuasa Adalah Allah Yg Maha Mulia)

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Reog

Posted on Januari 1, 2012. Filed under: ARTIKEL, umum |

Pernah menyaksikan Reog Ponorogo? Kesenian tradisional asal Ponorogo, Jawa Timur ini, merupakan tarian yang sarat berbau mistik dan magis karena merupakan ungkapan dari kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini sarat dengan upacara-upacara mistik, diantaranya dengan membakar dupa sebelum menggelar tarian.
Esensi dari Reog Ponorogo sendiri, merupakan perwujudan sendratari yang menggambarkan prosesi ‘prajurit berkuda Ponorogo’ (diwakili Kuda Kepang) dipimpin senopati ‘Bujangganong’ (diwakili penari topeng) untuk melamar putri Kediri. Dalam perjalanan pulang rombongan dihadang ‘Singabarong’ (diwakili Barongan) dan tentara harimaunya. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh prajurit Ponorogo.
Menurut kabar, Reog Ponorogo berasal dari jaman Kediri dibawah raja Airlangga (1045-1222). Secara sosial reog merupakan wujud dari usaha memadukan budaya Keraton dan budaya Pedesaan. Terlihat dari penggunaan instrumen gabungan yang berasal dari Keraton dan Desa, juga kepala Harimau menggambarkan elit kekuasaan sedangkan Merak menggambarkan rakyat desa.
Penari barongan yang disebut ‘Warok’ juga melambangkan kekuasaan sedangkan rakyat Desa digambarkan dalam ‘Penari Kuda Kepang’ yang halus. Dibalik unsur sosial ternyata Reog Ponorogo, adalah tarian yang berbau animisme yang berbeda dengan tarian lainnya.
Ada sebagian budayawan mengatakan bahwa yang mendorong lahirnya kesenian Reog Ponorogo, ialah adanya tradisi upacara adat pada jaman subur-suburnya kepercayaan animisme. Jaman dahulu orang-orang Jawa umumnya mempunyai kepercayaan kalau roh dari hewan yang telah mati dapat didatangkan lagi ke dunia ini seperti halnya roh manusia.
Roh tersebut didatangkan agar dapat menjaga keselamatan dan memberi kekuatan.
Adapun cara untuk menurunkan roh hewan, ialah dengan jalan melakukan upacara adat. Mereka mengenakan topeng hewan, kemudian menari-nari dengan asyik menantikan turunnya roh yang dimaksud
Bagi pemain-pemain kesenian reog, barongan adalah satu-satunya instrumen yang mendapatkan tempat utama. Ia dianggap sebagai benda keramat. Sehingga pada hari hari tertentu, dan pada setiap akan dipakai, sering orang membakar dupa (kemenyan) di hadapannya.
Disamping akar animisme yang dikandung, jelas tarian ini merupakan tarian mistik, bukti kuat mengenai ini adalah bahwa tarian ini dimainkan oleh Warok yang mempraktekkan mistik dan kekebalan kulit, karena itu ia menjauhkan diri dari perempuan. Tidak ada perempuan dalam rombongan, dan penari kuda kepang yang cantik merupakan lambang keperempuanan yang dipelihara sebagai gemblakan alias gundik. Ini menjurus praktek homoseksual.
Perangkat barongan yang berat dan yang sering diduduki penari lain di atasnya menunjukkan bahwa pemain harus benar-benar mempunyai kesaktian dan menguasai kekuatan mistik. Yang membedakan tarian ini dengan tarian daerah lain, adalah adanya semacam ilmu mistik yang mempengaruhinya.
Mereka menganggap bila reog tidak didukung oleh ilmu mistik, maka tidak ubahnya dengan sayur tanpa garam. Kesenian Tiban sebagai misal, dapat kita lihat bahwa pemain-pemainnya kebal akan cemeti yang berujungkan sebuah paku. Sedikitpun tak ada luka pada tubuhnya, meskipun berkali-kali ia pukul memukul.
Pemain kuda kepang (dari Reog Caplokan, dan juga jaran dhor) tampak tidak merasakan apa-apa kalau ia makan pecahan kaca. Tidaklah asing kiranya jika kita lihat si pemain kuda kepang dari Reog Ponorogo menari di atas kepala harimau, sedang si harimau sendiri berdiri di atas bahu seorang warok

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

« Entri Sebelumnya
  • online

  • bolo dupak

    • 1.183.059 hits
  • Kategori

  • Arsip

  • Meta

  • masukkan eamail anda

    Bergabung dengan 105 pelanggan lain

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...