Asal-usul Keturunannya
Mengenai keturunan Imam Mahdi, sudah jelas dinyatakan dalam banyak hadits bahwa Imam
Mahdi itu berketurunan Rasulullah SAW, atau dengan lebih tepat lagi, Ahlulbait, yang keturunannya
bersambung terus secara jelas dengan baginda Rasulullah SAW. Bagaimanapun, untuk lebih
meyakinkan lagi hati kita, marilah kita lihat hadits-hadits berikut berserta uraian ringkas yang
diberikan di bawah ini.
1. Beliau Berketurunan Rasulullah SAW
A. Dari Sayidina Ali KMW, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi itu adalah dari golongan kami, wahai Ahlulbait, semoga Allah akan
menyempurnakannya dalam satu malam.”
(Ibnu Majah)
B. Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Dunia ini tidak akan hancur sehingga seorang lelaki dari ahli keluargaku, yang namanya separti
namaku, memerintah seluruh bangsa Arab.”
(At-Tarmizi & Abu Daud)
C. Sayidina Ali bin Abi Talib KMW meriwayatkan sebuah hadits daripada Nabi SAW yang
memberitahunya bahwa,
“Al-Mahdi yang dinanti-nantikan itu adalah dari kaum keluargaku. Allah akan
menyempurnakannya dalam satu malam saja.”
(Ibnu Majah)
D. Dari Abdul Rahman bin Auf RA katanya, sabda Nabi SAW,
“Sungguh Allah akan melahirkan seorang lelaki daripada keturunanku, yang (antara sifat
utamanya ialah) giginya berjarak, dahinya lebar, keadilannya sangat meliputi seluruh alam dan
akan mendapatkan harta-benda dengan melimpah-limpah.”
(Abu Nuaim)
E. Dari Abdullah bin Mas’ud RA katanya, sabda Nabi SAW,
“Jika tidak tinggal umur dunia ini melainkan hanya sehari saja, nescaya Allah akan
memanjangkan hari itu sehinggalah dibangkitkan-Nya seorang lelaki dari keturunanku atau dari
kaum Keluargaku, yang namanya menyerupai namaku, dan nama bapanya menyerupai nama
bapaku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana bumi ini
sebelumnya dipenuhi dengan penindasan dan kezaliman.”
(Abu Daud & At-Tarmizi)
F. Dari Sayidina Ali bin Abi Talib KMW katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Kalaulah hanya tinggal sehari saja lagi umur dunia ini, pasti Allah akan panjangkannya
sehingga dibangkitkan-Nya seorang lelaki dari ahli keluargaku yang akan memenuhkan dunia ini
dengan keadilan separti sebelumnya yang dipenuhi oleh kezaliman.”
(Abu Daud)
G. Sabda Nabi SAW,
“Al-Mahdi itu adalah salah seorang dari kaum keluargaku, Ahlulbait.”
(Ibnu Majah)
H. Sabda Nabi SAW,
“Dunia ini tidak akan lenyap sehingga seorang lelaki dari kalangan bangsa Arab muncul, yang
namanya separti namaku.”
(At-Tarmizi)
I. Abu Said al-Khudri RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi adalah dari keturunanku. Dahinya luas dan hidungnya mancung. Dia akan
memenuhkan bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan ketika dunia sedang dipenuhi dengan
penindasan. Dia akan memerintah selama tujuh tahun.”
J. Rasulullah SAW mengisytiharkan bahwa,
“Al-Mahdi itu adalah salah seorang daripada kami, dari kalangan Ahlulbait.”
(Ibnu Majah)
K. Nabi SAW bersabda,
“Allah akan mengeluarkan dari persembunyiannya al-Mahdi (yaitu) dari kalangan kaum
keluargaku sejurus sebelum hari kiamat walaupun kiamat itu cuma tinggal sehari saja. Dia
akan menyebarkan keadilan dan kesaksamaan di atas muka bumi ini dan menghapuskan
kezaliman dan penindasan.” (Imam Ahmad)
Hadits-hadits yang memperakukan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan baginda SAW
adalah banyak dan sebahagiannya adalah separti yang dinyatakan di atas. Hadits-hadits yang
menceritakan mengenai hal ini memang banyak dan yang dinyatakan di atas hanyalah sebahagian
daripadanya. Oleh karena banyaknya hadits yang menceritakan tajuk yang sama, dan dari pelbagai
tingkatan kesahihan pula, maka tidak syak lagilah Imam Mahdi itu memang asal-usul keturunannya
adalah daripada Rasulullah SAW.
Memang tidak syak lagi Imam Mahdi itu adalah salah seorang dari Ahlulbait dan
kedudukannya adalah lebih utama pada sisi Rasulullah SAW daripada orang lain yang sezaman
dengannya maupun dari zaman yang dahulu, sehingga kepada para sahabat RA. Ketinggian
kedudukannya pada sisi Allah SWT dan pada sisi Rasulullah SAW sudah hampir tidak perlu
dinyatakan lagi karena sudah disebutkan sendiri oleh baginda Rasulullah SAW dalam beberapa buah
hadits, antaranya separti yang telah diriwayatkan.
Karena itu orang yang mengaku dirinya Imam Mahdi atau yang didakwa oleh para
pengikutnya sebagai Imam Mahdi perlu menunjukkan susur galur keturunannya yang jelas, dan
disertakan bukti-bukti yang kukuh, yang dapat dipertahankan bahwa dia memang berketurunan
Rasulullah SAW, dan saksi-saksi bebas yang dapat menerangkan secara terperinci akan keluarganya
dan sejarah latar belakang keluarganya itu. Jika ini dapat dilakukan, maka jelaslah bahwa dakwaan itu
adalah benar dan si pendakwa dapatlah diterima sebagai Imam Mahdi, sesuai dengan isyarat hadits
Rasulullah SAW yang banyak itu.
2. Beliau Berketurunan Sayidatina Fatimah RA
A. Dari Said bin al-Musayyab RH, dia berkata,
“Kami berada bersama-sama dengan Ummu Salamah RA, lalu kami saling menyebut-nyebut al-
Mahdi, maka dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Al-Mahdi
adalah dari anak keturunan Fatimah.”
(Ibnu Majah)
B. Ummu Salamah RA, Ummul Mukminin, menceritakan bahwa dia mendengar Rasulullah SAW
bersabda,
“Al-Mahdi adalah dari keturunanku, dari anak cucu Fatimah.” (Abu
Daud & Ibnu Majah)
C. Qatadah RH berkata,
“Aku bertanya kepada Said bin Al-Musayyab RH, “Adakah al-Mahdi itu benar?” Dia
menjawab, “Ya.” Aku bertanya lagi, “Dari siapa dia datang?” Jawabnya, “Dari anak-anak
Fatimah RA.”
D. Dari Imran bin al-Husain RA katanya, Rasulullah SAW bersabda kepada anaknya Fatimah RA,
“Khabarkanlah berita gembira, bahwa al-Mahdi itu adalah dari (keturunan) kamu.”
(Ibnu Asakir)
E. Kata Sayidina Ali KMW,
“Al-Mahdi itu adalah seorang lelaki dari kami, dari anak-anak Fatimah RA.”
F. Sabda Nabi SAW,
“Benar, dia memang sebenarnya, dan dia adalah dari anak-anak Fatimah.”
G. Rasulullah SAW mengisytiharkan bahwa,
“Al-Mahdi itu adalah dari kaum keluargaku, daripada keturunan Fatimah.”
(Ibnu Majah)
Hadits-hadits di atas memperincikan lagi keturunan Imam Mahdi itu yaitu dari keturunan
Rasulullah SAW melalui puteri bongsu kesayangan baginda SAW. Banyaknya hadits yang
menyebutkan perkara demikian membantu menjelaskan lagi kedudukan Imam Mahdi sebagai salah
seorang Ahlulbait yang paling utama. Jika kumpulan hadits sebelumnya menyatakan Imam Mahdi itu
adalah dari keturunan Rasulullah SAW, maka kumpulan hadits yang kedua ini menyatakan pula
bahwa Imam Mahdi itu adalah dari keturunan Rasulullah SAW melalui puteri kesayangan baginda
SAW dan kesayangan seluruh umat Islam, yaitu Sayidatina Siti Fatimah az-Zahra’ al-Batul.
3. Beliau Berketurunan Sayidina Ali KMW
A. Sabda Nabi SAW,
“Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali KW) seorang pemuda yang akan memenuhkan bumi
ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut
menyertai Pemuda dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah
pemegang panji-panji al-Mahdi. (At-Tabrani)
Hal ini sebenarnya lebih merupakan pelengkap dan pemutus kata mengenai asal keturunan
Imam Mahdi. Memang diakui bahwa suami Siti Fatimah az-Zahra RA sepanjang hayatnya adalah
Sayidina Ali KMW, tidak ada yang lain. Maka hadits ini lebih berfungsi membantu menguatkan lagi
kebenaran hadits yang menyebut bahwa Imam Mahdi itu memang berasal daripada keturunan
Rasulullah SAW. Keadaan ini samalah ibarat cahaya di atas cahaya, terang di atas terang, atau separti
kata pepatah Melayu, sudah terang lagi bersuluh.
4. Beliau Dari Keturunan Sayidina Al-Hasan dan Al-Husain bin Ali RA
A. Rasulullah SAW bersabda kepada Fatimah RA,
“Demi Allah yang mengutus aku sebagai Nabi yang sebenarnya, sungguh daripada keturunan al-
Hasan dan al-Husain akan lahir al-Mahdi untuk umat ini.”
B. Abdullah bin Amru RA berkata,
“Seorang lelaki dari anak cucu al-Hasan akan datang dari arah Timur. Jika dia menghadap ke
arah gunung, akan dipukulnya hingga rata sehingga mereka berjaya melaluinya.”
C. Rasulullah SAW bersabda,
“Dunia ini tidak akan berakhir sehingga seorang lelaki dari keturunan al-Husain mengambil alih
pentadbiran dunia dan memenuhkannya dengan keadilan dan kesaksamaan separti sebelumnya
yang dipenuhi dengan kezaliman dan penindasan.”
D. Abu Ishak memberitahu bahwa Sayidina Ali KMW ketika memandang anaknya al-Hasan RA,
berkata,
“Anak aku ini adalah seorang Sayid, separti yang Nabi SAW menamakan dia. Daripada
keturunannyalah akan muncul seorang lelaki yang namanya separti nama Nabi kamu. Dia akan
menyerupai Nabi kamu dari segi akhlak tetapi tidak dari segi rupa.” Kemudian dia menyebutkan
riwayat bahwa bumi ini akan dipenuhi dengan keadilan (masa pemerintahannya).”
(Abu Daud)
Oleh karena keturunan Sayidina Ali KMW memang ramai, terutamanya dari sebelah isteriisterinya
yang lain, maka dikhabarkan lagi bahwa Imam Mahdi itu adalah dari anaknya yang bernama
al-Hasan dan al-Husain RA, yaitu cucu-cucu kesayangan Rasulullah SAW.
Antara kedua-dua orang cucu baginda SAW ini, Sayidina al-Husain RA adalah lebih
menonjol berbanding Sayidina al-Hasan RA. Maka ditetapkan lagi oleh para ulama bahwa, Imam
Mahdi itu dari sebelah bapanya adalah terus kepada Sayidina al-Husain RA, manakala dari sebelah
ibunya adalah datang dari sebelah Sayidina al-Hasan. Demikian pendapat yang dirumuskan oleh
Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya yang terkenal itu.
Adanya hadits-hadits yang sekejap menyebutkan Imam Mahdi itu berketurunan Sayidina al-
Husain, sekejap menyebutkan Imam Mahdi itu berketurunan Sayidina al-Hasan, dan sekejap lagi
menyebutkan Imam Mahdi itu dari keturunan kedua-dua al-Hasan dan al-Husain itu, sebenarnya
bukanlah menunjukkan pertentangan. Tidaklah sepatutnya apabila ini berlaku, maka ketiga-tiga
bentuk hadits ini ditolak.
Pertentangan yang berlaku ini hanyalah bersifat luaran, karena tidak dijelaskan secara
mendalam maksudnya itu. Sebenarnya memang Imam Mahdi itu datang dari keturunan Sayidina al-
Hasan dan Sayidina al-Husain, dari bapa mereka Sayidina Ali KMW dan dari ibu mereka Sayidatina
Siti Fatimah RA.
5. Beliau Berketurunan Sayidina Al-Abbas RA
A. Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi adalah dari keturunan (Sayidina) Abbas, bapa saudaraku.”
(Ad-Daruqutni)
B. Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Ingatlah wahai paman. Adalah aku ini membawakan khabar gembira kepadamu, sesungguhnya
keturunan paman adalah orang yang suci-suci. Daripada paman (nanti) akan lahir al-Mahdi
pada akhir zaman. Dengannya Allah akan menyebarkan hidayah, memusnahkan kesesatan.
Sesungguhnya Allah taala memulakan (pemerintahan dan Islam) ini dengan aku dan akan
mengakhirinya dengan keturunan paman.” (Ar-Rafie)
C. Dari Abu Hurairah RA, katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Ingatlah wahai Abul Fadhal (Ibnu Abbas RA), saya membawa berita gembira kepadamu,
sesungguhnya Allah memulakan agama ini denganku dan dengan keturunanmu nanti Allah akan
mengakhirkannya.”
(Abu Nuaim)
D. Dari Ibnu Abbas RA, katanya Rasulullah SAW berdoa,
“Ya Allah, tolonglah al-Abbas dan keturunannya (tiga kali). Wahai pakcikku, ketahuilah,
bahwa al-Mahdi al-Muntazar, yang menyayangi dan disayangi itu adalah dari anak
keturunanmu.” (Haisam & Ibnu Asakir)
E. Dari Sayidina Ali RA, katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Wahai pakcikku, ketahuilah, sesungguhnya Allah memulakan agama ini denganku dan Dia
menutupnya dengan keturunanmu.”
(Al-Khatib & Ibnu Asakir)
Hadits-hadits ini menjelaskan pula bahwa Imam Mahdi itu adalah dari keturunan Al-Abbas
RA, bapa saudara Nabi Muhammad SAW dan maksud yang disampaikan di dalam hadits-hadits
berkenaan adalah terang sekali, tidak perlu dihuraikan lagi.
Semua hadits di atas, jika dilihat sekali imbas semua sekali, secara zahirnya memanglah sangat
bertentangan. Semuanya jika dibaca sekali imbas, mampu membuatkan kita kalut seketika. Ramai
ulama tidak berani memasukkan kesemua hadits di atas secara sekali gus karena takut akan
mengelirukan umat Islam. Dalam banyak-banyak buku dan kitab, hanya disebutkan beberapa buah
hadits saja, separti Imam Mahdi itu dari keturunan Sayidina al-Hasan saja, atau al-Husain saja,
atau keturunan Rasulullah SAW, tanpa menyebutkan keturunannya dari al-Hasan atau al-Husain.
Mana tidaknya, sebahagian hadits menyebutkan dengan jelas sekali bahwa Imam Mahdi itu
adalah dari keturunan Nabi Muhammad SAW sendiri, beberapa buah hadits lain menyatakannya dari
keturunan Sayidina al-Hasan, beberapa buah hadits yang lain menyebutkannya datang dari keturunan
Sayidina al-Husain pula, dan beberapa buah hadits lagi menyebutkan bahwa Imam Mahdi itu datang
dari keturunan Sayidina Al-Abbas, bapa saudara Nabi Muhammad SAW yang baginda muliakannya.
Ini menyebabkan ramai ulama terkemudian berkerut kening membacanya dan berkerut dahi
memikirkannya. Akhirnya dicari-cari jalan supaya sebahagian hadits itu diisytiharkan maudhuk saja,
untuk memudahkan cerita. Sebahagian yang lain pula berkata, tak usah masukkan hadits-hadits ini
sebab jelas berlawanan. Mana satu yang betul pun, wallahu a’alam, katanya. Alasannya, mengikut
kaedah ilmu jarah wat takdil, kalau matan hadits-hadits itu sakit, maka sanadnya juga sebenarnya
sakit.
Memang jika dilihat secara zahirnya, demikianlah yang berlaku dan yang mudah difahami
oleh semua orang. Tapi tidaklah demikian sebenarnya. Mustahil Rasulullah SAW bersabda
menyebutkan dua perkara yang amat bertentangan itu dan tidak menyedari maksud kedua-dua
ucapannya. Para sahabat RA dan tabiin hanya meriwayatkan apa yang mereka dengar, jadi tidaklah
salah apa-apa pada mereka. Dari situ, satu titik pertemuan perlulah dicari agar yang dilihat
bertentangan, akan jadi tidak bertentangan.
Hadits-hadits ini jika dicantumkan sekali, akan membawa satu makna yang besar dan tidak
sekali-kali bertentangan. Maksud sebenar hadits-hadits ini ialah bahwa Imam Mahdi itu memang dari
keturunan orang-orang mulia, keturunan Nabi SAW, dari anak cucu Fatimah RA. Datuk neneknya
yang dari pencar Sayidina al-Hasan akan berkahwin dengan pencar dari Sayidina al-Husain, yang
seterusnya akan berkahwin pula dengan pencar dari Sayidina Abbas RA. Demikian penjelasan
daripada Imam Ibnu Hajar al-Haitami.
Maksud tersiratnya ialah Imam Mahdi itu adalah pengumpul segala kemuliaan keturunan
Quraisy, yang mengumpulkan semula keturunan dari Abdul Muttalib yang ramai anak itu pada
dirinya. Sesuai dengan itu pula, maka Imam Mahdi itulah orang yang bakal menerima segala
keistimewaan, segala kemuliaan, segala kebaikan, segala darjat, segala kedudukan, segala ilmu dan
segala kekuasaan yang pernah diperoleh oleh sekalian anak cucu Abdul Muttalib. Selepas itu, tiada lagi
orang yang akan menerima apa-apa keistimewaan yang seumpamanya lagi.
Keadaan ini samalah dengan peribadi baginda Rasulullah SAW yang mengumpulkan segala
kemuliaan kaum Quraisy pada dirinya sehingga jadilah Baginda SAW itu sebagai semulia-mulia
peribadi di kalangan bangsa Arab dan di kalangan bangsa Quraisy, juga semulia-mulia keturunan dari
Bani Hasyim dan semulia-mulia keturunan dari Bani Abdul Muttalib.
Baginda SAW juga adalah pengumpul segala kemuliaan para nabi dan rasul sejak dulu-dulu
lagi pada dirinya, mulai dari Nabi Adam AS hinggalah kepada Nabi Ibrahim AS, sehingga jadilah
Baginda SAW itu semulia-mulia rasul di kalangan sekalian nabi dan rasul yang telah pernah
diturunkan oleh Allah ke atas dunia ini.
Daripada sekian banyak hadits, pendapat yang menyatakan bapanya dari keturunan Sayidina
al-Hasan adalah lebih lemah, dan pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang menyatakannya dari
keturunan Sayidina al-Husain. Ini sesuai dengan maksud sebuah hadits yang menyatakan demikian.
Maknanya, keturunan bapanya adalah dari anak cucu Sayidina al-Husain, terus sehingga sampai
kepada dirinya, manakala hadits yang menyatakannya dari keturunan Sayidina al-Hasan, bermaksud
dari sebelah ibunya. Begitu juga keturunannya yang bercampur tadi (antara anak cucu Sayidina al-
Hasan dan al-Husain RA) akan berkahwin pula dengan seorang perempuan yang asal-usul
keturunannya adalah dari anak cucu Sayidina Al-Abbas RA. Demikianlah pendapat yang lebih dapat
diterima, wallahu a’alam.
Hasil daripada cantuman ketiga-tiga keturunan Ahlulbait itu, akan bercampur lagi dengan
penduduk Ajam, yang bukan Arab, sehingga dari keturunan itu, lahirlah seorang pemuda yang asalusulnya
adalah Arab tetapi rupa bentuk, bahasa, adat resam, pemikiran dan gaya bawaannya sudah
lebih mirip dan cenderung kepada cara penduduk Ajam yang menjadi tempat tinggalnya itu. Dan
untuk akhir zaman ini, Ajam yang dimaksudkan itu, rasa-rasanya tidak lain dan tidak bukan adalah
bangsa Melayu ini. Dan di Timur itulah Imam Mahdi dilahirkan, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan
dan terduga oleh mana-mana pihak pun sebelum ini, malah yang ada pada masa ini juga amat sukar
menerima hakikat kenyataan ini. Memang kelihatan mustahil bangsa Melayu akan bangun
memerintah seluruh dunia karena semua orang di dunia ini sudah sedia maklum akan sifat-sifat
buruk bangsa Melayu ini. Namun, satu perkara yang pasti adalah kenyataan bahwa di kalangan
semua bangsa yang memeluk Islam, bangsa Melayu saja lagi yang belum pernah memerintah dunia,
sejak kewujudan bangsa itu ke dunia ini. Ini adalah suatu kenyataan dan setiap bangsa lain pada hari
ini harus menerima kenyataan ini dengan, sama ada terpaksa atau sukarela, gembira atau risau.
Begitulah hebatnya peribadi Imam Mahdi ini. Siapa yang tidak gecur liur dengan segala
kelebihan yang ada padanya itu. Sudah pasti semua orang amat teringin memiliki segala kelebihan
yang disebutkan itu. Akibatnya, ramailah yang dengan muka tak malu, mengaku dirinya sebagai Imam
Mahdi. Namun, sifat-sifat Imam Mahdi yang perlu ada pada dirinya, satu pun tidak terpenuh olehnya.
Di sini, penulis ingin menafikan pendapat beberapa orang penulis lain yang menyandarkan
pendapat mereka kepada teori beberapa orang sarjana dan cendekiawan reformis terdahulu yang
mengandaikan bahwa hadits-hadits mengenai keturunan Imam Mahdi daripada Bani Abbas sebagai
hadits-hadits maudhuk dan bertujuan menaikkan nama Daulah Bani Abbasiyah di Baghdad dahulu.
Andaian ini amatlah jauh dari kebenaran dan dibuat berdasarkan syak wasangka dan zanni sematamata,
dan dengan penuh kejahilan. Mungkin ada niat jahat yang terselindung di sebalik penyataan
sedemikian. Jika mereka ini diminta memberikan bukti yang benar-benar kukuh terhadap andaian dan
teori mereka itu, pasti mereka akan gagal membawakannya kepada kita. Yang pasti, memang tidak ada
satu hujah pun yang dapat dibawakan untuk menyokong dakwaan mereka itu.
Dakwaan mereka ini sebenarnya didasarkan kepada fakta sejarah yang berlaku pada zaman
Bani Abbasiyah dahulu, yang coba mencari pengaruh rakyat jelata dengan pelbagai cara, termasuk
mendakwa keturunan mereka adalah dari kerabat Rasulullah SAW dan dari mereka bakal lahirnya
Imam Mahdi kelak. Andaian sebegini jelas adalah dakwaan orang-orang bodoh dan emosional yang
tidak perlu diperhatikan.
Mereka yang mendakwa demikian seolah-olah merasakan diri mereka lebih pintar dan bijak
daripada Imam Ibnu Hajar al-Haitami, atau Imam al-Qurtubi atau Imam Jalaluddin as-Suyuti RH.
Sepanjang pengetahuan kita, ketiga-tiga Imam umat Islam ini adalah orang-orang yang sangat alim
dalam ilmu hadits, alim dalam pelbagai bidang ilmu lain, malah keilmuan mereka diiktiraf sepanjang
zaman sebagai yang terbaik antara yang terbaik. Mereka yang menolak hadits-hadits di atas, apakah
taraf ilmu mereka? Adakah sama taraf dengan ketiga-tiga Imam itu atau lebih tinggi lagi daripada
ketiga-tiganya?
Oleh itu, pendapat mereka dengan mudah pula ditolak oleh sekalian umat Islam, karena
mereka sendiri tidak cukup syarat untuk menolak sesebuah hadits itu, sedangkan hadits-hadits itu
diterima oleh pakar hadits dan ulama kenamaan sebagai hadits yang dapat dipegang kebenarannya, dan
dimasukkan riwayatnya di dalam buku atau kitab mereka itu. Maka apa alasan lagi yang dapat
dikemukakan untuk menangkis hujah para Imam berkenaan? Jika tidak ada hujah, maka benarlah
pendapat para Imam berkenaan, dan kita kenalah ikut ijtihad mereka. Sama ada kita suka atau tidak,
setuju atau tidak setuju, itu cerita nombor dua atau, belakang kira. Sekurang-kurangnya untuk
sementara ini, kita kenalah berpegang kepada pendapat jumhur ulama yang muktabar, jika kita benarbenar
mau selamat. Hanya setelah ada pendapat lain yang lebih berwibawa, dengan hujah yang lebih
kukuh pula daripada pendapat para imam yang kenamaan itu, barulah kita dibolehkan ikut pendapat
baru itu. Jika tidak, ikutlah saja pendapat yang sedia ada pada hari ini.
6. Imam Mahdi Adalah Seorang Lelaki
A. Dari Sayidina Ali bin Abi Talib KMW katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Kalaulah hanya tinggal sehari saja lagi umur dunia ini, pasti Allah akan panjangkannya
sehingga dibangkitkan-Nya seorang lelaki dari ahli keluargaku yang akan memenuhkan dunia ini
dengan keadilan separti sebelumnya yang dipenuhi oleh kezaliman.”
(Abu Daud)
Sebenarnya memang terdapat banyak hadits yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi itu
adalah seorang lelaki, bukannya perempuan. Yang diberikan di atas hanyalah sebagai contoh saja
dari sekian banyak hadits dan asar para sahabat RA. Maknanya, jika ada mana-mana wanita yang
mendakwa bahwa dirinya adalah Imam Mahdi, maka dakwaan itu dengan mudah saja ditolak dan
tertolak. Mustahillah Nabi SAW menyebutkan bahwa Imam Mahdi itu berjambang, berjanggut tebal
dan sebagainya, jika dia itu wanita. Amat jarang didapati ada wanita yang berjanggut, bermisai dan
berjambang. Mustahil pula wanita memakai serban, karena serban itu pakaian khusus lelaki.
Maknanya, jika ada mana-mana wanita yang mengaku dirinya Imam Mahdi, secara tidak
langsung juga dia menafikan hadits-hadits mengenai Imam Mahdi, karena hadits-hadits itu menceritakan
sifat-sifat seorang lelaki tulen, bukannya sifat sebagai seorang wanita. Lagipun, secara umumnya,
seorang wanita tidak akan termampu menerima tugas yang sedemikian berat dan besar itu, yang
secara lazim juga, sebenarnya tidak termampu untuk ditanggung oleh kebanyakan lelaki biasa. Hanya
Imam Mahdi sajalah yang diberi keupayaan oleh Allah SWT untuk sanggup menanggung beban
yang sedemikian berat itu ke atas bahunya seorang. Bukan sebarang lelaki yang dapat menanggung
beban tugas yang diamanahkan kepadanya itu.
Memang ada wanita yang diangkat martabatnya ke taraf seorang wali, tetapi tidak ada manamana
wali wanita pun yang diberi amanah untuk menguruskan kaum lelaki separti yang berlaku dalam
sistem politik Barat hari ini. Allah tidak menjadikan wanita untuk menguruskan hal-hal umum
masyarakat dan bebas keluar ke sana ke mari tanpa sekatan atau halangan. Wanita solehah hanya
dibenarkan keluar untuk urusan yang benar-benar mustahak dan yang membawa manfaat saja.
Tidak semua keadaan kaum wanita boleh menguruskan hal-hal yang sepatutnya diuruskan oleh kaum
lelaki, atau sewenang-wenangnya masuk campur dalam urusan yang dikhususkan untuk orang lelaki.
Maksud lelaki di sini adalah lelaki yang sebenar, yang berkahwin dengan wanita dan menjadi
seorang bapa kepada anak-anak kandungnya sendiri. Yang dikatakan lelaki juga adalah bermaksud
Imam Mahdi itu adalah orang Allah, yang bertaraf muqarrabin atau disebut sebagai Rijalullah. Itulah
maksud lelaki dari segi batinnya. Rijalullah itulah lelaki sejati. Maksud lelaki juga adalah golongan atau
orang yang menguasai orang lain karena maksud lain bagi kalimat Rijal ialah yang menguasai, yaitu
menguasai orang lain. Maka Imam Mahdi itu adalah orang yang dimampukan oleh Allah SWT untuk
menguasai orang lain, baik dari segi ilmunya, kefahamannya, penghayatannya, keagamaannya, cara
hidupnya, pandangan hidupnya, harta benda dan sebagainya lagi.
Perkataan lelaki juga dimaksudkan sebagai pembela, yaitu pembela agama Allah di atas muka
bumi ini dan pembela kepada seluruh kaum muslimin terhadap orang-orang kafir, selain menjadi
pembela kepada seluruh kaum Ahulbait yang sebelumnya terpisah-pisah dan bertaburan di meratarata
tempat. Apabila Imam Mahdi muncul kelak, beliau akan menjadi pembela agama Allah ini,
menjadi pembela kepada seluruh kaum mukminin dan muslimin yang sedang ditindas, dan pembela
kepada seluruh Ahlulbait yang hidup ketika itu.
Maksud rijal inilah juga yang menyempurnakan beliau sebagai Imam Mahdi bagi umat ini,
pada zaman ini.
Sifat-sifat Peribadi
Sifat-sifat peribadi beliau ada dinyatakan sama ada oleh hadits-hadits, maupun oleh para
tabiin dan juga para ulama yang kemudian daripadanya. Keterangan yang berterabur di sana-sini itu
bolehlah disusun semula sehingga menjadi satu keterangan yang jelas. Perlu juga dinyatakan di sini
bahwa beliau lebih banyak sifat bangsa Timurnya (Ajam) daripada bangsa Arabnya.
Ini disebabkan tempat lahirnya adalah di negeri sebelah Timur, keturunannya memang telah
bercampur dengan bangsa Timur, adat istiadatnya sedikit sebanyak bercampur dengan adat istiadat
bangsa Timur dan bahasa yang digunakannya juga adalah bahasa bangsa Timur itu. Pendek kata,
Timurlah yang lebih menonjol pada diri beliau, sama ada sebelum munculnya atau pada ketika
munculnya kelak.
Timur yang dimaksudkan di sini adalah Malaysia dan Indonesia. Tidak ada kawasan lain di
dunia ini yang lebih layak dipanggil Timur selain daripada Asia Tenggara inilah. Sebabnya, jika
Khurasan kita katakan Timur, Nabi SAW sudah pun menyatakan dengan jelas dalam beberapa buah
hadits nama Khurasan, dan tidak ada pula sebarang hadits yang menyatakan Khurasan itu sebagai
Timur. India, Afghanistan dan Pakistan juga tidak boleh dikatakan Timur karena karena dalam haditshadits
yang berkenaan juga disebutkan bahwa raja India akan diperangi dan dikalahkan oleh Pemuda
Bani Tamim masa DALAM PERJALANAN mereka mencari Imam Mahdi. Jadi, mustahillah
benua kecil India dapat dikatakan Timur, sebab India akan diperangi dalam perjalanan beliau menuju
ke Makkah.
Iran dan Iraq juga lebih-lebih lagi tidak layak dipanggil Timur karena negara berkenaan
disebut dengan jelas dalam beberapa buah hadits, dengan nama Kufah dan Ma Wara an-Nahar, juga
kadang-kadang disebut Parsi. Jadi, mana dia negara lain yang benar-benar boleh dikatakan Timur?
Takkanlah Thailand, Hong Kong dan China itu boleh dikatakan Timur, karena di negara-negara
berkenaan, umat Islam adalah amat minoriti dan tidak akan mampu bangun menjadi kuasa
pemerintahan untuk Imam Mahdi.
Jika demikian, jelaslah bahwa tidak ada kawasan lain lagi yang lebih patut dikatakan Timur,
selain kawasan kita inilah saja dan merupakan satu-satunya kawasan yang paling layak digelar
Timur. Dalam sebuah hadits sahih (riwayat Imam Muslim) disebutkan bahwa Timur adalah kawasan
yang paling hujung bumi ini yang manusianya menerima Islam sebagai agama mereka.
Amat jelaslah bahwa yang dimaksudkan dengan hujung bumi ini adalah Asia Tenggara
karena di sinilah kawasan terakhir yang manusianya beramai-ramai menerima Islam sebagai agama
mereka. Kawasan selepas Asia Tenggara ini, tidak ada yang menerima Islam secara beramai-ramai
sehingga bangsa yang beragama Islam itu mampu memerintah negara. Jika ada yang Islam pun,
hanyalah golongan yang amat minoriti. Lihatlah contohnya di Korea, Jepun dan negara-negara
Kepulauan Pasifik.
Maknanya, Imam Mahdi itu boleh pula dikatakan Ahlulbait yang berbangsa Melayu, memakai
adat istiadat Melayu dan bercakap dalam bahasa Melayu. Jika demikian, alangkah bertuahnya bangsa
Melayu pada akhir zaman ini! Sama separti bertuahnya bangsa Arab zaman dahulu karena memiliki
Nabi SAW, yang lahir dari bangsa mereka, bercakap dalam bahasa mereka dan memakai adat istiadat
mereka.
Bagaimanapun, sebagai perincian sifat peribadinya, berikut ini dinukilkan beberapa sifat
khusus beliau, keadaannya, kemunculannya dan pemerintahannya separti yang kita dapati daripada
sumber-sumber hadits, asar dan juga ucapan tabiin.
maafkan saya saudara,saya berasa dakwaan saudara ini keterlaluan mengenai imam mahdi…yang di dakwa asal nya dari malaysia atau indonesia…semua negara di pelusuk timur ini ada keturunan muslim nya…asal imam mahdi bukan mengikut minoriti ataupun majoriti islam di sesebuah negara…allahua’lam
hambaygsatu
November 8, 2012
I really was exploring for techniques for my own blog and observed your own blog, “Asal-usul Keturunannya Bumi
Mataram”, do you mind if I actually employ many of your own points?
Thanks a lot ,Dusty
http://bing.com
Februari 15, 2013
Ambilah sebuah buku tulis dan pena lalu tulislah dengan akurat setiap pikiran yang terlintas, perasaan2 yang terpapar, kata hati yang terbesit dan gerakan2 yang diperbuat secara rinci, akurat dan mendetail dalam 5 menit yang lalu dan 5 menit kedepan !
Jawabnya : tidak bisa dan tidak tahu! Kenapa ? Lalu makhluk mana kira-kira yang bisa dan tahu (tentang itu),baik pada dirinya dan pada semua makhluk-makhluk yang ada?
Jika setiap makhluk tidak mampu menulis secara mendetail dan akurat setiap pikiran-pikiran yang terlintas,kata-kata hati yang terbesit,perasaan-perasaan yang terpapar, gerakan-gerakan yang terjadi pada dirinya sendiri baik masa yang lalu maupun yang depan? Bagaimana dengan Allah Swt Pencipta setiap makhluk itu,mungkinkah dia itu juga tidak tahu menahu?
Jika begitu anggapannya jadi siapa yang tau persis (tentang itu semua secara rinci dan mendetail) dan yang mengendalikan segala sesuatu didalam semesta ini? Milik siapakah segala sesuatu itu, selain Allah Swt? Apakah kelebihan manusia-manusia padahal tidak tau semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada dirinya sendiri selain kesesatan dan ketidaktahuan?
Jika saja kita mau sedikit berpikir maka kita sadar dan betapa lemahnya kita demikian juga dengan makhluk semuanya , maka salahkah kita jika “menyerah” kepada Allah Swt Pencipta kita dan alam semesta ini yang mengetahui apa yang ada dibelakang “ semua yang telah terjadi dan kedepan “yang akan terjadi”? atas kita dan semua ciptaanNYA, seraya bersyukur dan bersabar atas semua ketetapanNYA?
Menjadi cerdaslah! Dengan berpikir kenapa kita bisa berpikir? Demikian juga dengan seluruh manusia? dan Dimana tercatat semua pikiran itu jika kita lupa atau otak kita sudah jadi tanah atau abu? dan Dimana pula perbendaharaan pikiran2, ide2 itu sebelum terlintas diotak2 manusia selama ini padahal sebelumnya mereka2 tidak tau?
Jika seseorang bersaksi : tidak ada ilah ‘’Penguasa,Yang Kuasa selain Allah Swt’’ dan yakin dia hanyalah hamba yang tidak punya daya upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah Swt serta mengikhlaskan yang ada dalam surat Al Iqhlas tanpa syarat : seperti Allah itu Ahad “Tunggal” tanpa sekutu “Allah DIA yang dibutuhkan,”Tanpa perlu pihak ketiga” DIA tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara dan menyerupaiNYA, sebab Allah Swt tidak bisa dilihat,tidak terjangkau pikiran/dikhayalkan!
Apakah orang-orang yang mengimani seperti yang demikian itu sesat, keliru, dan perlu diluruskan sebab dia hanya berserah diri hanya kepada Allah Swt saja dan mengadu (curhat) setiap permasalahannya dan meminta langsung kepada Allah Swt Penciptanya,pemiliknya yang faham atas setiap pikiran,perasaan dan kata hatinya tanpa perlu perantara,wali atau pihak ketiga! Sebab dia berpikir siapakah yang bisa menolongnya nanti ketika di berada didalam kesendirian dan kesunyian misalnya ketika sakaratul maut, dalam kubur,dll ! Salahkah jika dia membina hubungan langsung dengan Allah Swt mulai sejak dini?
Inilah contoh akidah orang-orang yang telah menjalani di shirattal mustaqiim “Jalan Yang Lurus” yang pasti tidak sesat bahkan justru tengah meniti di Jalan Yang Lurus “shirratal mustaqiim” yang telah diberi nikmat oleh Allah Swt yang diminta dan diidam2kan orang dalam Al Fatihah disetiap shalatnya ( Barang siapa yang mentaati Allah dan rasul maka mereka bersama-sama orang yang Allah telah beri nikmat atas mereka yaitu para Nabi, para Shidiq “Orang-orang Benar dan Jujur” para Syuhada “Pejuang Agama yang Ikhlas” dan para Shalihin” pelaku kebajikan” (Qs : An Nisa : 69-70)
Tiga Musuh Besar bagi Manusia2 yang Berakal yang wajib diwaspadainya:
1. Hawa Nafsu”keinginan2 keji dan mungkar yang terbit dari dalam dirinya sendiri.
2. Orang2 yang merayu kita utk mengabdi, menyembah dan minta pertolongan,perlindungan serta berharap kepada Rabb2″ Tuan2″ dan Ilah2″Penguasa2″ yang lain selain dari Allah Swt Yang Tunggal, Pencipta, Pemilik”Rabb” dan Penguasa Mutlak alam smesta dan segala2nya!
3.Siapapun yang mengajak kita untuk menipu, menganiaya/menyakiti, merugikan, menyusahkan, baik diri sendiri dan orang lain!
Apakah yang akan kita sebut bagi: Orang2 yang diberi akal tetapi tdk digunakan untuk berpikir,memilah dan memilih yg terbaik bagi dirinya? Dan Orang2 yang diberi hati tetapi tidak digunakan untuk memahami dan mewaspadai demi kemaslahatan dunia dan akhiratnya? Serta Orang2 yang punya perasaan tetapi enggan merasakan perasaan2 orang lainnya?
Umpama hati adalah kebun dan agama/ideology adalah tanaman utamanya, jika bibit yang disemai adalah kepedihan, kebencian, dendam, serakah, iri dan dengki pasti tidak akan tumbuh kecuali sosok-sosok yang hanya pembuat kerusakan2 dan pertumpahan darah dibumi sejak dulu kala, yang demikian itulah yang tidak akan dilakukan “manusia sejati” sebab mereka dibekali akal yang lurus , hati nurani dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Ketauhilah Jika kita ingin menuai KasihSayang dan Kebahagian yang berkekalan dari Allah Swt maka tanamlah sejak dini bibit2 syukur kepada Allah Swt dalam hati, dilisan dan perbuatan2, yang kelak Pasti akan berbuah ketenangan, kebajikan2 dan kebahagiaan2 baik pada diri sendiri maupun kepada sesama! Guna mengajar cara2 bersyukur yang benar dan lurus dan mengingatkannya Itulah misi para Nabi dan Rasul diutus sejak awal kemanusian.
Sebaliknya jika manusia ingin menuai Murka dan Azab Allah Swt, baik didunia dan akhirat maka tanamlah bibit2 Keingkaran, kebencian atas semua KasihSayangNYA selama ini baik dalam hati, lisan dan perbuatan dan Pasti keberadaan mereka hanya akan merugikan dan menyusahkan baik dirinya sendiri maupun orang lain! Untuk mengajar inilah diciptakanNYA iblis dan syetan2 sebagai ujian!
Jika ada orang2 yang meyakini dengan seyakin2nya bahwa mereka berasal dari Allah dan dilahirkan kedunia ini untuk mengabdi kepada Allah Swt sesuai dengan batas umur yang ditentukanNYA, kemudian mereka akan mati dan kembali kepada Allah dan dalam menjalani kehidupannya mereka mengamalkan ibadah2 yang diperintahkanNYA dengan sungguh2 ”khusyuk” lalu mereka berprilaku jujur, amanah, tabligh dan cerdas serta suka menolong sesama dengan ikhlas karena Allah, “sebagai tebusan atas jiwa mereka yang telah tergadai disisi Allah Swt!” Dengan Iman yang benar , Perbuatan yang baik dan mengharapkan Kerelaan dari Rabbnya agar kelak menjadi hamba yang merdeka didalam SurgaNYA kelak, sebab “ Siapakah yang dapat memberi pertolongan disisi Allah Swt tanpa ijinNYA?”
Dan merekapun merasa tidak memiliki apapun dibumi ini kecuali Allah Swt. Sebab mereka tau Kepunyaan Allah lah segala sesuatunya, mereka sadar bahwa mereka hamba dan Allah Swt adalah Rabb=Tuan=Pemilik mereka yang setiap saat mengawasi mereka , mereka patuh dan tidak mengingkariNYA dan setia kepada Rabbnya tidak menduakanNYA atau menghianatiNYA, mereka bangga dan bersyukur kepada Rabb “Tuan”nya dengan mendirikan shalat untuk mengingat Rabb nya sebagai wujud syukur dan memohon bimbingan dan pimpinanNYA, mereka tidak butuh sosok2 lain untuk menebus jiwa mereka disisi Allah kecuali berharap dari Allah sendiri sehingga mereka tetap beriman dan berbuat berbagai kebajikan yang bermanfaat bagi mereka, oranglain dan makhluk seluruhnya dan merekapun tidak takut kecuali kepada Allah sebab mereka mengenalNYA. Dan manusia hanya bisa menyiksa dan menyakiti orang yang masih hidup saja tetapi Allah Swt Kuasa menyiksa orang2 yang hidup dan orang2 yang sudah mati!
Mereka bersaksi bahwa La Illaha Illallah = Tidak ada “Penguasa,Yang Kuasa” selain Allah, sedangkan mereka meyakini mereka tidak ada daya dan upaya “kuasa” kecuali dengan pertolongan Allah lalu mereka berikrar” Hanya kepada Allah kami mengabdi dan hanya kepadaNYA pula kami meminta pertolongan” sebab Allahu Shamad “Allah DIA Yang Dibutuhkan” contoh ketika nanti sakaratul maut siapa yang kuasa menolong kita, dalam kubur yang gelap, dll.
Apakah keimanan dan perbuatan2 orang2 yang demikian ini dimurkai, sesat dan perlu diluruskan atau dipindah agamakan atau perlu dipindah pemahaman sehingga mereka harus menyembah dan berharap kepada mahkluk dengan berbagai kebodohaan & kelemahan2 yang telah diurai diatas? Atau kepada sesuatu atau patung2 yang tidak ada “otaknya” sama sekali ? Siapa kenyataannya yang sesat dan telah membuat kekacauan dimuka bumi selama ini?
Kenapa Allah Swt memenuhi dan membiarkan keinginan2 dan keingkaran dari pengikut2 iblis “penjahat2” untuk membuat berbagai kerusakan2 dan pertumpahan darah dimuka bumi selama ini? Sebab demi janji Allah Swt kepada iblis dahulu. Namun perjanjian itu ada batas waktunya dan ketika batas waktu itu berakhir maka dengan ijin Allah, iblis akan menggiring pengikutnya”yang telah menjadi miliknya” beramai2 seperti hewan ternak kedalam neraka! Dan Allah Swt juga telah berjanji kepada manusia2 yang beriman dan berbuat kebajikan untuk mewarisi bumi ini hingga tiba masa “KESUDAHANNYA” sebab akhirnya akan kembali awal tujuan manusia diciptakan dimuka bumi ini.
Dalam pandangan Allah Swt dan manusia; Apakah ada kelebihan/keistimewaan org2 yang berjanggut,bersorban dan berjubah dengan yang Tidak? Yah, ada yaitu janggut,sorban dan jubah saja! Sebagaimana Tidak Ada Kelebihan/Keistimewaan org Arab dan yg non Arab, dll. Kecuali Imam dan Taqwa kepada Allah Swt serta Amal2 Kebajikannya yg bermanfaat bagi sesama!
Perbedaan Injil Perjanjian Lama dan Injil Perjanjin Baru
Injil Perjanjian Lama adalah Perjanjian antara Allah ” Pencipta,
Pemilik,Pemelihar,Penguasa Alam semesta dan segala isinya” dengan
Manusia ciptaanNYA yang telah ingkar dan memberontak kepadaNYA agar
bertobat dari perbuatan2 dosa serta patuh dan setia “Tidak menduakanNYA”
dan beriman”percaya” kepada Allah dan para Utusan2NYA dan Inilah Injil
Perjanjian Lama: Markus 12:31 Jawab Isa as: Hukum yang Pertama dan
Terutama ialah: Dengarlah Hai Orang Israel, Allah “kita” itu
Satu/Tunggal”! Dan Yang sama dengan itu ialah: “Cintailah Allah
“Penciptamu”, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.!
Lalu Inilah Injil Perjanjian Baru adalah
Perjanjian antara iblis yang telah dikutuk itu dengan para pengikutnya
yaitu anak-anak iblis dan anak cucu Adam agar mengingkari Ajaran dan
Hukum dari Para Nabi juga yang telah disampaikan oleh Isa as,
agar tidak perlu bertobat kepada Allah dan Jangan percaya kepada Allah juga para
utusan2NYA termasuk perkataan2 Isa as sendiri!
inilah Injil Perjanjian Baru: IBRANI 6:1: Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas “Pertama
dari ajaran Kristus” dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia dan Dasar Kepercayaan Kepada Allah,
(10) Maka berkatalah Isa as kepada iblis :
“Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Oleh : Muhammad Dharmawan
Banda Aceh 6 Nov 2013
Yang Setia Yang Benar
November 6, 2013
Insya allah,,,
orang indonesia brdarah sunda, krna sya sdh mnmukan ciri2nya pd diri beliau, dan pnbktian yg d smpaikan oleh beliau, ttpi sulit rsanya untuk org jman skrang, tp aku yakin
Wandinata
Maret 20, 2014
yang jelas dari bangsa arab dan dari keturunan Rasulullah yaitu Fatimah yang suaminya sepupu rasullulah sendiri yaitu Ali bin Abu thalib?? ???kalau bangsa ajam sudah pasti ngak mungkin???bangsa ajam adalah non arab dan tidak bicara dengan bahasa arab??apa kita disini berbahasa arab,dan nasab kita langsung dari arab????
NU-aslilho
Agustus 14, 2014
dari jaman Nabi ibrahim sampai Nabi yang mulia Rasullulah tidak pernah ada Nabi dan Rasul selain dari 2 bangsa??yaitu Yahudi dan Arab??? mereka 1 bapak lain ibu??Ibrahim menikah dengan sarah mempunyai anak Ishak yang menurunkan Yahudi dan Istri yang satu lagi Hajar dan mempunyai anak Ismail yang menurunkan bangsa Arab??Nabi pasti dari keturunan Nabi dan itu ketentuan Allah??kenapa begitu??Allah lebih tahu mahluk ciptaannya??kita manusia adalah mahluk lemah yang terbatas???kewajiban kita hanya mengikuti AL-QURAN dan SUNNAH secara benar??jangan mereka2 atau membuat perkara2 baru dalam beragama??
NU-aslilho
Agustus 14, 2014
Allahuakbar..x3″..Alhamdulillah..Aamiin ya Allah”InshaAlah..jika diijinkn Allah..kalau bnarlah…apa yg telaNya.
h saya alami petunjuk mimpi@nyata..selama 7taun ini…”semuanya
Disampaikn…dr mulanya mnjejaki keturunan selepas pelbagai petunjuk mimpi@nyata hadir..dlm 7taun..barulah disertakn..perjalanan musafir.
dlm Allah..menemukn petunjuk kebenaranNya..”Alhamdulillah..semuanya hampir kepenghujung..Nya..sehingakn musafir terakhir lkuala terenganu selepas sambas kalimantan..yg mana mlm maulidurasul”Baginda RasuluAllah telah hadir menyampaikn pesanan..bahawa..”Amanah yg disampaikn sudah sempurna@MasaNya sudah “Dekat)..Allahuakbar..x3”..Alhamdulillah..Aamiin ya Allah.”sehingakn..dipertemukn dgn haamba Allah@telah menyampaikn..bahawa tentera2″Dajjal adalah yg mengunakn lambang..silang kaki 4.
seperti lambang “Nazi”..(itulah yg disamapaikn oleh hamba Allah trsebut dgn atas ijin Allah@perancanganNya juga pertemuan dgn 3pemuda akhir zaman yg sebenar..spertimana yg telah disampaikn oleh Nabi khidir as dkm mimpinya ..yg mana disampaikn bahawa 3pemuda akhir zaman sudah ada ditunjukn sekali rupa@wajah 3pemuda tersebut..Alhamdulillah..semuanya ketentuan Allah..telah dipertemukn..disatu tmpat..selama 7hari..Allahuakbar..(yg mana 2antaranya berasal dr kepulauan indonesia(asal usul dr nenekmoyangnya@pemuda ketiga berasal dr mindano..pun sama(asal nenekmoyang juga)InshaAllah…jika jln terakhirnya..pembuka segala jln lkjadian akhir zaman..dlm taun 2017..juga InshaAllah..memandangkn semuanya berkaitan dgn hurup 7″juga..InshaAllah semoga seluruh Umat Islam mendoakn..sebaiknya…Amanah Allah yg terakhir..Demi Martabat Agama@menegakn keadilan..diseluruh Allam..atas petunjuk@hidayah dr Allah..InshaAllah..Aamiin ya Allah..”@ngak perlu kita senagai Umat akhir zaman bersengketa..dlm apa jua keadaan..sebaliknya berdoa..”Allahuakbar.
x3″
.
.
"Musafir dibumi Allah..Allahuakbar..x3"
September 24, 2017